7 Alasan yang Membuat Banyak Gamer Marah terhadap The Last of Us 2

The Last of Us 2 tentunya menjadi game terpanas untuk 2020 ini. Bukan hanya dari gameplaynya saja yang mampu menyajikan sebuah game dengan grafis super fantastis untuk konsol yang telah berumur 7 tahun-an. Namun lebih panas lagi adalah tentang reaksi dari para gamer di seluruh dunia terhadap game ini setelah dirilis.

Tentunya tidak perlu dijelaskan panjang lebar duduk permasalahannya atau bagaimana kasusnya berkembang hingga sekarang, karena kalian tentunya sudah tahu. Yang pasti The Last of Us 2 ini benar-benar memecah para gamer menjadi 2 kubu. Satu kubu yang benar-benar menyukai game ini dan menganggapnya sebagai sebuah mahakarya dari Naughty Dog, dan kubu lainnya adalah kubu yang marah dan menganggap bahwa The Last of Us 2 ini adalah sebuah kesalahan.

Dan berikut adalah 7 alasan mengapa sebagian gamer menganggapnya seperti itu:

Daftar isi

WARNING: SPOILER ALERT

1. Marketing dan trailer yang misleading

https://www.youtube.com/watch?v=g4R-4xe7fQw

Bila mau meruntut ke belakang, ketika Sony mempertunjukkan game ini lewat trailer di State of Play tahun lalu. Maka kalian tentunya familiar dengan trailer di atas, dan pastinya kalian dengan jelas melihat bahwa Joel dimunculkan seakan baru menemukan Ellie yang tengah bertahan hidup sendirian dan seakan kita akan dihadapkan oleh petualangan dari duo ini.

Namun kenyataannya berkata lain, dan bahkan scene yang ada di trailer tersebut berbeda dalam gamenya. Karena yang menarik Ellie pada scene diatas adalah Jesse dalam gamenya. Hal ini tentunya membuat para gamer seakan dibohongi. Terlebih, Joel sendiri tidak memiliki kesempatan untuk sampai di titik tersebut. Karena alasan berikut ini

2. Kematian karakter ikonik yang tidak dapat diterima

Beberapa bulan sebelum perilisannya tentunya kita mengetahui bahwa muncul bocoran gameplay yang menunjukkan beberapa scene penting dalam gamenya. Dan salah satu yang terbesar adalah protagonis utama The Last of Us pertama yaitu Joel yang harus dihabisi dengan cara yang tidak menyenangkan.

Dan setelah gamenya dirilis pun, penyampaian cerita yang menuju ke kematian Joel tetap tidak bisa diterima oleh banyak gamer. Jauh sebelum bocoran gameplay ini keluar tentunya sudah banyak gamer yang berspekulasi bahwa pada instalasi kedua ini Joel akan mati, atau bahkan ada yang berhipotesa bahwa Joel telah mati dan akan menjadi alasan utama dari petualangan Ellie.

Yang sayangnya meleset semua dan para gamer merasa bahwa mereka diberi harapan palsu dengan memunculkan Joel sejak awal game hanya untuk dihabisi dengan tidak layak hanya beberapa saat setelah game berjalan oleh Abby.

3. Harus memainkan karakter yang dibenci hampir separuh game

https://www.youtube.com/watch?v=zdkmWigbq9Y

Ada banyak cara dalam game untuk menyampaikan narasi terhadap tokoh antagonisnya untuk mendulang simpati, Far Cry menjadikan mereka sebagai daya tarik utama, beberapa game juga membuatmu memainkan karakter antagonis beberapa saat seperti pada Call of Duty Black Ops 2. Namun sayangnya cara tersebut malah menjadi sumbu emosi oleh para gamer kepada Abby di The Last of Us 2 ini.

Banyak yang telah tidak menyukai karakter Abby sejak kemunculannya yang entah darimana di trailer gamenya pada 2017. Mereka merasa aneh bahwa Naughty Dog menunjukkan trailer untuk The Last of Us 2 tanpa Joel maupun Ellie. Meskipun pada saat itu spekulasi yang muncul mengira bahwa Abby adalah Ibu dari Ellie, dan scene tersebut adalah flashback dimana kita akan mengetahui cerita bagaimana Ellie bisa imun terhadap zombie.

Yang sayangnya berubah 180 derajat setelah bocornya gameplay The Last of Us 2 yang menunjukkan bahwa Abby lah yang membunuh Joel. Dan bahkan para gamer menjadi semakin emosi ketika bocoran bahwa mereka harus memainkan karakter “pembunuh Joel” tersebut untuk beberapa porsi dalam gamenya.

4. Cerita yang menurun jauh dari seri pertamanya

Sejak awal para gamer tentunya mengetahui bahwa Naughty Dog adalah godfather untuk masalah game narasi sinematik. Dan banyak gamer yang tentunya berekspektasi bahwa rapor sempurna mereka akan berlanjut di The Last of Us 2 ini, yang sayangnya tidak tercapai.

Sebagai catatan bahwa pengerjaan cerita untuk The Last of Us 2 ini memang dikerjakan oleh tim yang berbeda dari seri pertamanya. Dimana game pertamanya memang menampilkan sebuah narasi yang sangat kaya dengan beragam intrik mulai dari kehilangan keluarga, bertahan hidup dari serangan zombie, mendapatkan misi untuk menemukan vaksin penyembuhan, hingga mencapai akhir dimana sebuah logika bahwa Ellie bisa menjadi vaksin yang membuat orang-orang kuat terhadap zombie melawan kata hati dimana Joel yang melihat sosok Ellie seperti sosok anaknya yang telah meninggal.

Sedangkan di seri keduanya ini, fokus ceritanya menjadi lebih sempit dan bahkan beberapa orang terasa dangkal karena unsur yang diutamakan adalah “balas dendam” antara dua orang. Yang mana bahkan para gamer merasa dipaksa untuk bersimpati terhadap Abby lewat eksposisi yang memaksa Joel maupun Ellie seakan-akan adalah antagonis. Belum lagi setelah berjam-jam saling membalaskan dendam, puncaknya pun tidak memberikan efek lega bagi para gamer.

5. Politik agenda kepentingan yang terlalu dipaksakan

Untuk hal yang satu ini memang tergantung level toleransi setiap orangnya. Karena developer sendiri memang sah-sah saja memasukkan hal apapun ke dalam gamenya. Namun memang terkadang sisipan ini menjadi hal yang menyebalkan karena terasa terlalu dipaksakan atau tidak memiliki relevansi terhadap narasi dalam gamenya.

Dan kelihatannya banyak gamer yang menganggap bahwa muatan LGBTQ yang dibawa ke dalam The Last of Us 2 ini terlalu dipaksakan, dan tidak memiliki impact apapun ke dalam alur ceritanya selain memberikan latar belakang terhadap karakter-karakter yang ada di dalam gamenya. Terlebih sempat beredarnya rumor bahwa Abby adalah seorang transgender yang meskipun dalam gamenya merupakan seorang perempuan (dengan perawakan gempal) yang selain membuat banyak gamer semakin membenci Abby namun juga jengah dengan agenda yang terlalu didorong di seri ke-2nya ini.

6. Reviewer yang dianggap dibayar oleh Sony / Naughty Dog

Nah kelihatannya gelombang paling besar dari huru-hara ini terjadi karena hal yang satu ini. Dikarenakan banyak media yang berani memberikan nilai tinggi atau bahkan 10/10. Sedangkan banyak pemain yang berkata sebaliknya maka terjadilah gesekan dengan tuduhan bahwa para reviewer ini telah dibayar oleh Sony / Naughty Dog hanya karena mendapatkan product key dari Sony.

Kecurigaan ini sendiri sebenarnya bisa tidak akan memburuk bila Sony dan Naughty Dog bisa merespon tenang para gamer ini. Namun nyatanya keduanya malah bersifat defensif dengan menonaktifkan komen di beberapa media sosial, menghapus komen-komen negatif terhadap mereka, dan bahkan sempat membersihkan review-review negatif dari user di beberapa website termasuk Metacritic. Yang sayangnya malah memperkeruh suasana dan membuat praduga dari para gamer ini seakan dibenarkan oleh Sony dan Naughty Dog.

7. Ikutan marah-marah aja padahal gak punya PS4

Akhirnya kita sampai ke poin terakhir, dan kelihatannya dari semua alasan yang ada di atas alasan inilah yang paling banyak dipakai oleh gamer, terutama untuk gamer Indonesia ini. Banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan untuk mengejek The Last of Us 2, Naughty Dog, maupun Sony meskipun mereka tidak memainkan gamenya.

Alasan yang digunakan untuk marah mereka dapatkan dari internet berupa walkthrough game, potongan gameplay, review orang lain, pendapat orang lain dengan berbagai buktinya di media sosial, dan bahkan hanya berdasarkan meme yang brekembang dengan cepat di jagat maya.

Dan ketika mereka sudah memiliki cukup “alasan” dan sedikit demi sedikit memupuk rasa benci terhadap gamenya dari hal-hal tadi maka kemudian mereka akan mencari postingan, ataupun topik-topik yang membahas The Last of Us 2, ataupun mengeluarkan pendapatnya di media sosial.

Itulah tadi alasan-alasan yang membuat banyak gamer marah terhadap The Last of Us 2. Meskipun kini juga mulai banyak orang yang memuji gamenya dari berbagai aspek. Namun tentunya sebuah game yang memiliki impact akan selalu membuat pro-kontra setelahnya. Dan The Last of Us 2 memberikan bukti bahwa game yang mereka buat memang menjadi bahan perbincangan yang cukup seru di dunia maya.

Lalu bagaimana denganmu sendiri? Apakah kamu termasuk ke dalam orang yang membenci gamenya? Atau malah menyukai gamenya? Atau malah tidak terlalu peduli dengan gamenya? Atau malah bosen bermain game offline dan berpaling ke game online PC? Coba mari tuliskan di kolom komentar.

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Kar-ads. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.