Microtransaction ataupun in-app purchase merupakan alat yang digunakan oleh developer ataupun pengembang game untuk mendapatkan pundi – pundi uang. Hal ini cukup memberikan kontroversi yang membuat negara Eropa sempat mengharuskan sebuah game yang memiliki micro transaction harus mencantumkan logo ataupun peringatan. Hal ini berkat  hasil survey yang menunjukkan bahwa dua dari lima orang tua indikasikan anaknya menghabiskan uang demi membeli microtransaction.

Hal inilah yang juga terjadi oleh pasangan filipina yang bernama Julmar Grace Locsin dan Jay Locsin kepada salah satu anak kembarnya yang telah menghabiskan hampir 30 juta rupiah untuk membeli top up in game atau yang kerap dikenal sebagai diamond di beberapa game yang ada di mobile.

https://www.facebook.com/thejulmargrace/posts/10160725373803975

Kronologi kejadian tersebut diceritakan oleh Julmar Grace locsin di akun facebooknya, dimana ia menjelaskan bahwa ia dan suaminya mengkaitkan  hp lama mereka dengan credit card ke akun google play untuk menonton serial tv ataupun movie. Kemudian pada akhir Desember kemarin, sebagai hadiah natal tanpa menghapus kaitan akun google play dan credit card si ayah. Dan ternyata Hal inilah yang menjadi masalah, karena Salah satu anak kembarnya ternyata membeli game, termasuk dengan in-app purchase nya hingga menghabiskan hampir lebih dari 100.000P[Peso] atau sekitar 30 juta rupiah ketika diuangkan.

Sang anak yang tidak mengerti, akhirnya dijelaskan oleh kedua orang tuanya, dan akhirnya menangis karena merasa bersalah. Yah, walaupun begitu kedua orang tuanya sempat memukul pantatnya sebagai ganjaran karena telah membeli game tanpa izin orang tuanya terlebih dahulu.

Kedua orang tuanya tersebut pun tengah mengajukan refund Read more